Rabu, 29 Februari 2012
Tim
nasional Indonesia menerima malu di laga terakhir babak ketiga
Kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Asia, Rabu (29/2/2012). Pasukan Aji
Santoso dicukur 10 gol tanpa balas oleh Bahrain.
Dengan hasil ini, Qatar finis di posisi ke-2 dengan nilai 10, sementara
Bahrain berada di bawahnya dengan poin 9. Sementara itu, Indonesia tak
mengoleksi satu poin pun.
Selasa, 6 Maret 2012
Menteri
Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng menegaskan, pihaknya
tidak akan memfasilitasi tim nasional PSSI dalam pertandingan
internasional jika masih ada unsur diskriminasi dalam tim. Hal ini
terkait sikap PSSI yang melarang pemain Indonesia Super League (ISL)
membela tim nasional.
Sabtu, 17 Maret 2012
PSSI
menggelar Kongres Tahunan PSSI di Hotel Aquarius Boutique,
Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 17-18 Maret 2012. Salah satu
agenda dalam kongres tersebut adalah memutuskan bahwa Indonesian Super
League (ISL) termasuk kompetisi yang legal. Hal ini dilakukan untuk
menghindari sanksi FIFA.
Minggu, 18 Maret 2012
Komite
Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) menetapkan susunan kepengurusan
PSSI periode 2012-2016 melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di
Hotel Mercure, Ancol, Minggu. La Nyalla Mattalitti terpilih sebagai
Ketua Umum PSSI dengan didampingi Wakil Ketua Umum PSSI, Rahim Soekasah.
Sementara untuk sembilan anggota komite eksekutif terpilih adalah Tony
Aprilani, Erwin Dwi Budiawan, Roberto Rouw, Zulfadhli, Djamal Azis,
Hardi Hasan, Ahmad Zaki Iskandar, La Siya, dan Diza Ali.
Kamis, 29 Maret 2012
Niat
PSSI untuk melakukan rekonsiliasi kembali buntu. Tak satu pun klub
Indonesia Super League (ISL) hadir memenuhi undangan rekonsiliasi dari
PSSI di Hotel Crown, Jakarta.
Sehari sebelum pertemuan ini, klub-klub tersebut sudah menyatakan tidak
akan hadir. Mereka menolak datang karena berbagai alasan.
Jumat, 30 Maret 2012
Indonesia
lolos dari sanksi FIFA setelah asosiasi sepak bola internasional itu
memberikan batas waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan dualisme
kompetisi (Indonesian Premier League) dan (Indonesia Super League)
paling lambat pada 15 Juni 2012.
Senin, 2 April 2012
Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) hanya mengakui kepengurusan
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dipimpin oleh Djohar
Arifin Husin sebagai kepengurusan yang sah. Dengan penegasan ini, KONI
berarti tidak mengakui kepengurusan lain yang ada dalam hal ini
kepengurusan PSSI yang dibentuk Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia
(KPSI) melalui Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Hotel Mercure,
Ancol, pada 18 Maret 2012.
Selasa, 3 April 2012
Federasi
Sepak Bola Internasional (FIFA) kembali menegaskan hanya mengakui
kepengurusan PSSI di bawah kepimpinan Djohar Arifin Husin. FIFA merujuk
kepada hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang memilih Djohar sebagai
ketua umum.
Sabtu, 7 April 2012
Konfederasi
Sepak Bola Asia (AFC) membentuk satuan tugas guna menyelesaikan polemik
yang terjadi di sepak bola nasional Indonesia. AFC ingin memfasilitasi
resolusi antara PSSI dan ISL untuk menghindari sanksi.
Senin, 16 April 2012
Pelatih
tim nasional Indonesia U-23, Aji Santoso, mendapat sanksi denda sebesar
6.000 franc Swiss atau sekitar Rp 59,7 juta dan larangan mendampingi
tim sebanyak empat laga dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Sanksi kepada Aji diputus setelah mantan kapten timnas Indonesia itu
dinilai terbukti melontarkan pernyataan yang menuding ada suap kepada
perangkat pertandingan Bahrain-Indonesia.
Kamis, 19 April 2012
Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berusia 82 tahun tepat pada hari
ini. Ulang tahun PSSI tahun ini diwarnai masalah dualisme asosiasi dan
juga kompetisi. Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, merayakannya
dengan menggelar acara tumpengan. Hal yang sama juga dilakukan La Nyalla
Mattalitti yang juga mengklaim sebagai pengurus PSSI.
Senin, 29 Oktober 2012
Advokad
senior, Todung Mulya Lubis menyatakan mundur dari jabatan Ketua Joint
Committee (JC) atau Komite Bersama karena, menurutnya, sulit mencapai
titik temu dengan komposisi JC seperti saat ini, yaitu empat wakil PSSI
dan empat wakil KPSI. Keputusan itu diambil Todung setelah rapat JC
ketiga terkait harmonisasi pemain timnas mengalami deadlock.
Selasa, 4 Desember 2012
FIFA
mendorong pemerintah Indonesia membantu menyelesaikan dualisme yang
terjadi dalam sepak bola Tanah Air, karena jika masalah itu tidak
terselesaikan juga, badan sepak bola tertinggi di dunia tersebut siap
menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Selasa, 4 Desember 2012
Penyerang
Persis Solo, Diego Mendieta, meninggal dunia karena sakit dalam usia 32
tahun di Rumah Sakit Dr Moewardi, Solo, Selasa (4/12/2012) dini hari,
setelah dirawat beberapa hari.
Menurut Pasoepati.net, Diego mengalami masalah kesehatan sejak November
lalu dan menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Menurut Tribunnews, sejak sakit hingga
meninggal, Diego belum menerima gaji.
Kamis, 6 Desember 2012
Melalui
Sekretaris Jenderal Halim Mahfudz, PSSI menyatakan tak gentar terhadap
ancaman sanksi FIFA. Halim menegaskan, PSSI akan tetap mematuhi statuta
PSSI daripada melaksanakan keputusan Joint Committe atau MoU.
Jumat, 7 Desember 2012
Sebanyak
71 voter PSSI menyambangi kantor Kemenpora, Jumat (7/12/2012) sore.
Mereka ingin menyampaikan sikap dan tuntutan kepada Menpora. Lantaran
Andi Mallarangeng sudah menyatakan mundur dari jabatannya Menpora,
mereka ditemui oleh Sekretaris Menteri Joko Pekik. Pertemuan tersebut
berlangsung tertutup.
Berdasar pernyataan sikap yang tertuang dalam rilis yang diterima
wartawan, 71 voter meminta Kongres Luar Biasa (KLB) di Palangkaraya
tanggal 10 Desember 2012 tidak dilaksanakan, mengingat kegiatan tersebut
bertentangan dengan keputusan rapat Joint PSSI Committee pada rapat 5
Desember dan menyimpang dari MoU.
Jumat, 7 Desember 2012
Sebanyak
81 voter Solo memutuskan takkan menghadiri Kongres Luar Biasa PSSI di
Palangkaraya pada 10 Desember mendatang. Hal tersebut ditegaskan Ketua
Umum PSSI versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia, La Nyalla
Mattalitti.
Sebelumnya, PSSI, melalui Sekjen Halim Mahfudz, telah memutuskan untuk
mengundang voter pada Kongres Palangkaraya 2012 dan KLB Solo 2011 dalam
KLB.
PSSI juga menetapkan, kongres nanti merupakan KLB meski tidak sesuai
dengan MOU yang telah disepakati kedua belah pihak.
Senin, 10 Desember 2012
Pejabat
sementara Menteri Pemuda dan Olahraga, Agung Laksono, menyatakan,
pemerintah menyerahkan kasus perselisihan antara PSSI dan KPSI ke FIFA
supaya pemerintah tak dianggap FIFA terlalu mengintervensi pengelolaan
sepak bola dan, dengan begitu, berharap Indonesia tidak diganjar sanksi
berat oleh FIFA.
Kamis, 13 Desember 2012
Sekretaris
Jenderal AFC, Alex Soosay, kecewa karena Indonesia membatalkan nota
kesepahaman (MoU) yang dibentuk di Kuala Lumpur, Juni lalu. Menurutnya,
MoU tersebut adalah satu-satunya cara untuk mempersatukan PSSI dan KPSI
yang hingga kini masih terus berkonflik.
PSSI berani keluar dari MoU karena memegang "surat sakti" FIFA. Surat
tertanggal 3 Oktober 2012 yang diteken Sekretaris Jenderal FIFA Jerome
Valcke itu menyebutkan, "Jika tahapan proses dalam MoU gagal dengan
alasan apa pun, kami mengingatkan bahwa PSSI sepenuhnya taat pada
statuta FIFA dan pelanggaran bisa mengakibatkan sanksi."
Jumat, 14 Desember 2012
Pemerintah
melalui Pelaksana Tugas (Plt) Menpora, Agung Laksono menyatakan akan
terus membantu sepak bola Indonesia agar bisa masuk ke arah yang lebih
baik, menyusul berbagai konflik yang tak kunjung usai hingga saat ini.
Pemerintah, katanya, akan mendukung penuh seluruh proses penyelesaian,
termasuk membubarkan KPSI untuk mengakhiri dualisme sepak bola di tanah
air.
Pernyataan Agung itu diungkapkan menanggapi keputusan FIFA yang
memperpanjang deadline bagi Indonesia untuk membenahi berbagai masalah
sepak bolanya.
Jumat, 14 Desember 2012
Federasi
Sepak Bola Dunia (FIFA) tidak menjatuhkan sanksi terhadap PSSI dalam
rapat exco di Tokyo, Jepang, Jumat (14/12/2012). Namun, PSSI diberi
deadline atau batas waktu lebih lama sampai 30 Maret 2013 untuk
menyelesaikan dualisme organisasi sepak bola di Indonesia dengan
munculnya KPSI.
Senin, 17 Desember 2012
Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) masih akan terus berupaya
menyelesaikan masalah yang terjadi dalam sepak bola Indonesia dengan
Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Salah satu caranya dengan
mengembalikan empat anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang pernah
dipecat, yakni La Nyalla Mattallitti, Erwin Dwi Budiawan, Tonny
Apriliani, dan Roberto Rouw.
Senin, 17 Desember 2012
Ketua
Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) La Nyalla Mattalitti
menegaskan tidak akan meminta maaf kepada seluruh anggota Komite
Eksekutif (Exco) PSSI sebagai syarat kembali menjadi anggota Exco PSSI.
PSSI menyatakan bahwa empat mantan Exco PSSI yang dipecat tahun lalu
akan dipanggil kembali untuk berkantor di Senayan, Jakarta. Namun,
sesuai dengan hasil kongres, keempatnya harus membuat surat permintaan
maaf kepada seluruh anggota.
Sabtu, 22 Desember 2012
Pelatih
Arema Indonesia Rahmad Darmawan menolak keputusan Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) mengenai penunjukan dirinya sebagai pelatih
tim nasional U-23 yang akan dipersiapkan untuk SEA Games 2013.
Diberitakan sebelumnya, RD dipilih oleh KONI pusat sebagai pelatih
timnas U-23 untuk menuju SEA Games 2013 mendatang. Hal itu secara resmi
disampaikan oleh Tono Suratman, Ketua KONI selaku Pengendali Satuan
Pelaksana Program Indonesia Emas.
Semoga aja kedepan sepakbola kita bisa punya prestasi yang membangakan lagi sepeti era 1950-70an silam.
BalasHapusAyo dukung terus sepakbola Nasional…….
http://voetbal-nusantara.blogspot.com/