“Mau tak sebutin berapa orang yang gag lulus sekolah.. tapi sukses??” Itu menjadi jurus pamungkas yang menyebabkan saya diam tak sanggup melawan. Akhirnya perdebatan kusir itu berujung pada sebuah perenungan yang panjang disetiap malam- malam saya.
Well.. Akhirnya saya mendapat sedikit pencerahan :
Orang lain hanya melihat hasil. Yaa.. Mereka hanya bisa mencibir pas orang lain gagal dan mengumpat iri saat sebagian orang lainnya berhasil. Mereka tidak pernah peduli terhadap proses panjang kesuksesan orang lain. Sebatas melihat dari kejauhan, mencomot sedikit kegagalan, menghubung-hubungkan dengan kesuksesan, dan dibumbui kisah- kisah seolah sukses itu jatuh tiba- tiba didepan mata.
Indikator kesuksesan setiap orang itu berbeda. Ya sudah jelaslah, masing- masing orang punya pandangan tersendiri tentang sukses itu apa. Itu yang membuat orang akan memilih jalan yang berbeda, fokus yang berbeda pula. ‘Oke.. Yang satu fokus belajar, yang satunya fokus bisnis. Sama- sama fokus kan? Kok gag sama- sama sukses lo?? Hayoo..’ Orang itu masih mengejar pemikiran saya dan berharap bisa melumpuhkannya. Hmm.. Mari kita analogikan hal- hal yang lebih sederhana. Si A menganggap sukses adalah kelinci, si B menganggap sukses adalah kucing. Dua- duanya sama- sama fokus terhadap sukses menurut mereka, apa hasil mereka sama? Tentu saja tidak! Si A ya dapat kelinci si B ya dapat kucingnya. Bisa dimengerti?
so.... gak perlu minder, gak perlu juga mencibir
kita semua pasti bisa sukses BOS....
mari berjuang bersama, meskipun pada akhirnya jalan kita berbeda
"Together for Glory"
@S1 PTM '10 Universitas Negeri Malang
nice spirit mas bray....!
BalasHapuswill miss u guys....